Konfresi Pers PT BTG Di Batang Jukung
Terkait kasus Mafia Tambang
Bambang Triguna ( Baju Biru )
Sinar Bintang Aritonang ( Baju Putih )
Poto : Peoplenews.id
Banjarmasin, Peoplenews.id– Investor tambang dibidang biji besi mengeluh dengan adanya mafia tambang yang mengambil alih lokasi tambang secara paksa.
Diduga, aksi mafia tambang ini melibatkan aparat penegak hukum dalam mengintimidasi para investor agar melepas kepemilikan tambang.
Menyikapi dengan adanya hal tersebut, Bambang Triguna, Owner PT Bimo Taksoko Gono (BTG) menyebut, aksi mafia tambang bukan hal baru.
Praktik tersebut seringkali melibatkan oknum shadow government, yang sebetulnya berada di luar pemerintahan, tapi memiliki pengaruh dari sisi kemampuan modal.
“(Mereka) Ingin menguasai tambang-tambang, terutama yang di daerah-daerah,” ujarnya, Rabu (24/22). Saat mengadakan konfresi pers di jukung batang Banua Anyar
Bambang, meminta dan mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, dan Kejagung turun tangan memberantas praktik mafia tambang.
Ketiga lembaga itu, harus melakukan investigasi lebih ketat lagi. Ketiganya mesti lebih intensif turun sampai ke daerah, bukan hanya di pusat. “Bisnis tambang itu seharusnya menjadi fokus utama juga bagi KPK,” ungkapnya.
Disisi lain, Sinar Bintang Aritonang ketua hukum PT Bimo Taksono Gono (BTG) menilai, maraknya mafia tambang terjadi lantaran kurangnya audit pengawasan di lapangan, illegal mining serta lemahnya tata kelola dan perizinan sektor pertambangan.
“Tentunya peran pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk meminimalisir maraknya mafia tambang. Terhadap aturan baku dalam mencari keuntungan.
Menurut Sinar Bintang Aritonang, mafia tambang tidak mungkin bisa bergerak bila tidak mendapat bekingan oleh oknum aparat, birokrasi bahkan politisi. Karena itu, perlu kerja sama aparat penegak hukum yaitu Polri, KPK serta Kejagung untuk mengusut tuntas dan memberantas kasus mafia tambang.
Ebi
