Notification

×

Iklan

Iklan

Habib Muchdar Harapkan Dewan Adat Banjar Dapat Menjadi Jembatan Bagi Generasi Muda

Senin, 24 Maret 2025 | Maret 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-24T06:22:25Z

Pemerhati publik dan kebijakan hukum habib 
Dewan kehormatan lembaga adat dayak
Pendiri organisasi petir
 (persaudaraan timur raya)

Habib Muchdar Assegaf

Poto : Peoplenews. Id


Banjarmasin, Peoplenews. Id - Habib Muchdar Hasan Assegaf Pemerhati publik dan kebijakan,
Dewan kehormatan lembaga adat dayak sekaligus Pendiri organisasi petir 
(persaudaraan timur raya) merupakan sosok yang sangat mendukung berdirinya Dewan Adat Banjar di bawah kepemimpinan H. Kasmili.hal tersebut ia ungkap saat media menyambangi pada Acara Silaturrahmi dan Buka Bersama DAB Kalimantan Selatan, di Grand Qin Hotel Banjarbaru, Minggu, (23/03).

Dalam pandangannya, keberadaan lembaga ini sangat penting, khususnya dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya serta adat yang dimiliki oleh suku Banjar. 

Ia menyadari bahwa anak-anak muda saat ini memiliki pola pikir yang sangat modern, sehingga pemahaman mereka tentang adat dan budaya asli suku Banjar harus diperkuat. Menurut Habib Muchdar, jika dibiarkan, generasi muda Banjar dapat terpengaruh dan terhanyut oleh budaya asing, sementara mereka sendiri kurang memahami akar budaya mereka.

"Jadi meraka harus fahami betul adat suku mereka sendiri, jangan nantinya oramg luar Banjar yang faham tentang banjar, anak anak keturunan Banjar sudah terhanyut terbawa oleh budaya asing," ujarnya.

Dewan Adat Banjar diharapkan dapat menjadi jembatan bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai tradisi dan kisah-kisah leluhur mereka, seperti ajaran yang ditinggalkan oleh Syech Muhammad Al-Banjari. 

Sosok beliau dikenal bukan hanya di Asia, tetapi juga di tingkat dunia sebagai seorang ulama besar yang memperjuangkan nilai-nilai agama dan budaya. 

Melalui penguatan lembaga adat, Habib Muchdar berpendapat bahwa generasi muda dapat teredukasi mengenai pentingnya warisan budaya ini, serta memahami identitas mereka sebagai orang Banjar.

Walaupun Habib Muchdar bukanlah asli orang Banjar, namun ia merasa sangat bangga dan terikat dengan masyarakat Banjar setelah tinggal di Banjarmasin selama lebih dari 25 tahun. 

Hal ini menunjukkan bagaimana ia menghargai dan mengakui kontribusi serta keunikan budaya Banjar, termasuk melalui hubungan keluarganya, di mana istrinya berasal dari desa di kawasan Kandangan. 

Dedikasinya selama 15 tahun di Arutmin, yang berfokus pada pengamanan aset dan upaya membentuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mencegah konflik antara masyarakat dan pengusaha, juga mencerminkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Di Arudmin 15 tahun berkiprah, untuk pengamanan aset Arutmin, dan di sana kita bentuk lsm lsm agar tidak terjadi benturan antara masyarakat sekitar tambang dan pengusaha." Kenangnya.

Habib Muchdar juga mengenang pengalamannya ketika memindahkan 318 kuburan di Senakin, sebuah tindakan yang menunjukkan rasa tanggung jawab serta sensitivitasnya terhadap pelestarian budaya dan penghormatan terhadap leluhur. 

Tindakan tersebut tidak hanya menggambarkan kepeduliannya terhadap warisan sejarah, tetapi juga menegaskan pentingnya menjaga hubungan yang harmonis antara modernitas dan tradisi.

Dengan segala pandangannya, Habib Muchdar Hasan Assegaf membuktikan bahwa keberadaan Dewan Adat Banjar mampu menjadi wadah bagi generasi muda untuk menguak sejarah, memahami identitas, dan menginternalisasikan nilai-nilai budaya mereka. 

Tidak hanya itu, dukungannya kepada lembaga ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara generasi yang lebih tua dan generasi muda dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin deras.


RLS


TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update